Senin, 19 April 2010

30.000 Desa di Indonesia Belum Miliki Bidan

Banjarmasin,News Indonesia - Sebanyak 30 ribu desa dari 85 ribu desa di Indonesia hingga kini belum memiliki bidan desa, hal tersebut menjadi salah satu penyebab masih banyaknya kasus kematian ibu dan anak.
Data tersebut disampaikan Kasubdit Direktorat Bina Kesehatan Ny. Dedi Kuswandi di Banjarmasin, usai mengisi acara pertemuan pemantapan pelaksanaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dengan para bidan dan petugas kesehatan Kalsel.
Menurut dia, masih banyaknya desa yang belum memiliki bidan tersebut, membuat sebagaian persalinan kelahiran di beberapa desa masih memanfaatkan jasa dukun beranak.
"Saya tidak berani mengatakan bahwa tingginya angka kematian ibu dan anak karena sebagian kelahiran ditangani dukun beranak," katanya.
Namun, kata dia, tidak sedikit kasus kematian ibu dan anak di Indonesia akibat terjadinya infeksi pada saat proses kelahiran. Kenapa itu terjadi, kata dia, karena proses penanganan kelahiran tidak steril.
Menurut dia, pada dasarnya persalinan yang ditangani oleh dukun beranak yang sudah ahli tidak terlalu bermasalah. Namun, kata dia tidak sedikit dijumpai kematian ibu dan anak akibat terjadinya infeksi.
Infeksi terjadi, kata dia, salah satunya karena proses persalinan dilakukan secara tidak steril, sehingga terjadi tetanus dan lainnya.
"Kadang dukun beranak dalam melakukan persalinan tidak menggunakan peralatan-peralatan yang standar, bahkan kadang tidak sempat cuci tangan, begitu datang langsung melakukan penanganan proses kelahiran," katanya.
Hal-hal tersebut diatas, kata dia, memicu terjadinya infeksi pada ibu pascamelahirkan karena penanganannya tidak bersih.
Bahkan, kata dia, masih sering dijumpai, warga desa yang ingin tali pusat bayi cepat lepas, diberi abu gosok. Tindakan tersebut sudah pasti menimbulkan infeksi pada anak yang berujung kematian.
Kondisi tersebut, kata dia berbeda dengan persalinan yang dilakukan bidan yang telah mendapatkan pendidikan tentang persalinan yang sehat dan steril.
Dengan demikian, kata dia, kini pemerintah telah melakukan program kerja sama antara bidan dan dukun beranak. Artinya, antara dukun dan bidan bisa bekerja sama.
Misalnya, kata dia, bidan yang menangani proses persalinananya, maka dukun beranak bisa menangani pascamelahirkan, seperti melakukan pemijatan terhadap ibu dan lainnya.
"Desa-desa yang belum memiliki bidan tersebut kebanyakan berada di kawasan Indonesia Timur," katanya.
Data nasional angka kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228/100 ribu angka kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi masih mencapai 34/1000 angka kelahiran hidup.(ANTARA)

0 comments:

Posting Komentar

 

Pengikut

Entri Populer

Iklan

Hosting Indonesia

News Indonesia Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Blogger Template